Modal dan Perhitungan Bisnis Pembayaran Online

Bisnis pembayaran online boleh dikatakan merupakan sebuah bisnis modal kecil yang cukup menjanjikan. Dengan modal yang tidak terlalu besar, apalagi jika loket pembayaran online  ini digabungkan dengan outlet bisnis lain yang sudah ada, maka modalnya akan semakin hemat.

Perhitungan Modal Awal Bisnis Pembayaran Online

Mari kita coba untuk menghitung berapa besar kebutuhan modal yang harus disediakan untuk bisa menjalankan bisnis pembayaran online ini.


Modal Awal
Rupiah
Komputer  1 unit
1.500.000
Modem internet
200.000
Printer dotmatrik
350.000
Meja dan kursi
250.000
Pendaftaran dan deposit awal
500.000
Sewa tempat
7.000.000
Total Modal Awal
9.800.000

Keterangan :
1. Komputer menggunakan komputer standar yang spesifikasinya memenuhi syarat untuk akses internet
2. Modem internet menggunakan modem portable
3. Printer menggunakan jenis dotmatrik, selain lebih hemat (tanpa tinta) juga bisa untuk mencetak kertas struk bukti pembayaran yang menggunakan salinan, baik dengan kertas carbon atau kertas NCR.
4. Modal untuk peralatan meja kursi dan sewa tempat bisa dihilangkan dari perhitungan, jika loket pembayaran online ini digabung dengan outlet bisnis yang lain. Maka perkiraan modal yang dibutuhkan menyusut menjadi Rp. 2.550.000,-
5. Biaya pendaftaran, digunakan untuk biaya administrasi pendaftaran, cetak spanduk/ banner, kertas struk pembayaran dan sebagai deposit awal.

Perhitungan Keuntungan Bisnis Pembayaran Online

Untuk menghitung perkiraan keuntungan yang bisa diperoleh dari bisnis pembayaran online ini setiap bulannya, maka terlebih dulu kita hitung berapa perkiraan pengeluaran bulanannya.

Perhitungan Pengeluaran Bisnis Pembayaran Online (1 bulan)

Pengeluaran
Rupiah
Biaya internet
100.000
Biaya listrik
100.000
Kertas struk dan pita printer
75.000
Gaji karyawan (2 orang)
1.200.000
Sewa tempat
600.000
Total Pengeluaran
2.075.000

Keterangan :
1. Biaya internet tergantung dari operator masing-masing. Lebih hemat jika menggunakan sistem quota bulanan.
2. Jika loket pembayaran online ini digabung dengan outlet bisnis yang lain, maka biaya listrik, gaji karyawan, sewa tempat, bisa dihilangkan dari perhitungan. Sehingga pengeluaran bulanannya bisa menyusut menjadi hanya Rp. 175.000,- saja.


logo perusahaan kredit/ leasing


Perhitungan Laba Kotor Bisnis Pembayaran Online 

Untuk menghitung laba kotor, dengan cara menghitung item transaksi, pada bisnis pembayaran online ini lebih mudah dan jelas dibandingkan dengan menghitung dengan cara menghitung nominal transaksi. Karena keutungan dari bisnis ini dihitung pertransaksi, yaitu antara Rp. 1.000 - Rp. 2.000 (tergantung perusahaan/ bank penyelenggara pembayaran online).

Jika dalam perhari ada 100 item transaksi ( bukan jumlah konsumen, karena satu konsumen bisa melakukan lebih dari 1 transaksi. Misal : bayar tagihan listrik, air minum, tambah tagihan telepon. Bahkan bisa juga untuk pembayaran angsuran kredit/ leasing kendaraan bermotor dll.) Maka 1 bulan ada sekitar 3.000  item transaksi, sehingga bisa diperoleh laba kotor Rp. 3.000.000,- (asumsi komisi Rp. 1.000,- pertransaksi)

Dalam satu bulan akan diperoleh laba bersih :
1. Jika loket pembayaran online berdiri sendiri
Rp. 3.000.000,- - Rp. 2.075.000,- = Rp. 925.000,-

2. Jika loket pembayaran online digabung dengan outlet bisnis lain 
Rp. 3.000.000,- - Rp. 175.000,- = Rp. 2.825.000,-

Saya kira tambahan uang belanja bulanan yang lumayan kan?! Tapi mohon diperhatikan, perhitungan laba bersih diatas diasumsikan dijalankan oleh 2 orang karyawan. Kalau bisnis pembayaran online ini dijalankan sendiri, tentu biaya gaji karyawan bisa dihilangkan.

Demikian artikel Modal dan Perhitungan Bisnis Pembayaran Online, semoga bisa memberi inspirasi bisnis kecil pada kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post